Saya banyak melihat tulisan di Kompasiana yang membeberkan bahwa melacak IP Address dari seseorang yang “dicurigai sebagai pem-bully atau yang sedang dibenci” adalah pekerjaan yang sangat mudah. Hanya dengan mengandalkan fasilitas bawaan blog semacam Wordpress, Blogger dan sejenisnya semuanya akan terlihat gampang dan langsung ketangkep. Benarkah demikian?
Sebenarnya pemahaman tersebut tidaklah tepat benar. Bahkan dengan menggunakan cara meng-embedded-kan script online system sekelas feedjit ke artikel-pun sebenarnya juga akan mudah dikadali oleh para pembully yang cukup tahu dengan dunia online security system.
Ada beberapa hal yang harus kita ketahui dengan baik mengenai dunia sistem keamanan ini.
Pertama, kita harus tahu betul karakteristik provider di Indonesia. Di negara kita ini, hampir semua privoder akan menggunakan random IP yang diberikan pada jatah jumlah terbatas pada jangkauan area tower masing-masing dengan radius sekitar 30 KM. Misalnya, pada radius tower area Anda ada pengguna sebanyak 1000 orang, sedangkan IP untuk tower yang ada terpasang sekitar 10 titik, maka ada kemungkinan besar bahwa modem Anda akan selalu berubah nomer IP Addressnya secara random dengan 3 nomer digit dibelakang (misalnya 127.222.xxx) dalam delay waktu tertentu. Itu dibuat secara bergantian dengan pembagian jalur optimal yang bisa diakses.
Mengapa demikian? jelas ini merupakan pertimbangan bisnis yang sangat logis. Sangat tidak mungkin dengan jumlah nomer telepon jutaan bisa ter-cover semua mau minta satu no telepon satu IP, padahal alamat IP hanya sembilan digit plus empat kode tambahan untuk extend jalur.
Kedua, jika pembully cukup cerdik, dan cukup tahu mengenai sistem keamanan on-line, tahu cara melarikan diri dan membuat decoy maka sangat sulit untuk dilacak keberadaannya.
Ada beberapa sistem yang mudah untuk membuat decoy agar tidak terlacak, diantaranya:
Menggunakan DNS Jumper. Ini dapat kita pasangkan di PC kita. Misalnya kita menggunakannya jalur Validom, maka kita bisa berubah-ubah posisi seolah-olah di Jerman. Dengan teknik sederhana ini, jebakan neon dari Menkominfo yang membanned situs-situs tertentu berdasarkan IP address bisa kita kadali dengan sangat mudah. Padahal, jebakan neon dari Kominfo itu sudah menggunakan “Nginx” yang luar biasa kuat sistemnya.Menggunakan Free Proxy. Ini bisa kita pasangkan di browser kita dengan script tertentu. Tinggal kita cari saya proxy yang bebas kita gunakan dari negara manapun, kita pasang, maka kita seolah-olah berasal dari negara tersebut. Hebatnya lagi, banyak script yang beredar untuk merandomized IP yang kita inginkan setiap delay waktu tertentu (misal tiap 5 menit). Hacker Anonymous yang sangat terkenal itu menggunakan teknik ini.Menggunakan Hide IP. Ini bisa menyembunyikan IP kita, ketika melakukan browsing.Bisa dibayangkan jika salah satu digunakan tekniknya saja bisa membuat pelacaknya tersesat ke Kutub Utara, bagaimana kalau ketiganya dipakai secara simultan? Mungkin bisa tersesat ke galaksi lain.
Masih banyak teknik yang bisa digunakan untuk mengaburkan keberadaan kita kalau hanya “IP address” alasannya.
Terus bagaimana dengan cerita yang di Forbes bahwa ada yang ketangkep dengan cara melacaknya melalui IP komentar? Jawabannya sederhana. Si pem-bully tersebut menggunakan line telepon static yang ada di apartemennya. Jelas sangat mudah untuk dilacak keberadaannya, karena tinggal mencocokkan waktu komentarnya, identifikasi IP providernya, identifikasi lokasi IP lokal provider, identifikasi wire route-nya dan seterusnya, Beres dah.
Saya sendiri sangat menghindari berbagai penggunaan teknik diatas, karena memang saya bukan tipe orang yang suka mem-bully orang lain, bahkan lebih sering menjadi korban bully. Jadi, bagi saya nggak ada gunannya sama sekali. Disamping itu, kalau menggunakan teknik tersebut diatas juga ada konsekuensinya, yaitu mengorbankan kecepatan akses, paling tidak menurun sebesar 5-10%.
Perhatian: Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk mengajarkan kejahatan, tetapi sangat perlu untuk saya tulis karena banyak sekali diberbagai forum yang bertindak sok ndetektif dengan melacak IP seseorang. Dan yang sangat menyedihkan, dengan serta merta menghakimi orang yang dicurigai padahal belum tentu teknik yang digunakannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tindakan itu bukan hanya sekedar bully, tetapi sudah merupakan fitnah yang amat keji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar