Senin, Februari 04, 2013

Android vs iOS

Pertarungan antara Google dengan Android-nya lawan iOS yang menjadi dasar dari semua perangkat buatan Apple adalah sebuah pertarungan epik, yang mungkin akan kita ingat pada tahun tahun yang akan datang. Hal ini mengingatkan kita pada perseteruan yang sangat terkenal yaitu antara internet explorer vs netscape atau microsoft vs apple di tahun 90-an.

Kesalahan terbesar kita sebagai “user/pengguna” adalah terlalu “semangat” jika tidak mau dikatakan “fanatik” menyukai atau mencintai satu pihak (produk) sehingga melewati batas rasionalitas. Kita meyukai produk X atau Y (Android atau iOS) hanya berdasarkan semangat fanatisme tersebut. Seperti itulah perilaku kita sebagai user/pengguna diantara perang Android vs iOS, tak ada yang mau mengakui kekalahan ataupun kemenangan salah satu pihak. Sehingga tidak heran bermunculan jargon jargon ataupun istilah istilah yang megidentifikasi atau lebih tepatnya menyindir salah satu pihak, contohnya istilah “fanboys” yang mengacu pada user/pengguna iOS, atau “section 8” yang ditujukan pada para pengguna fanatik Android.

Oleh karena itu, dengan semangat fanatisme yang saya miliki J saya tidak akan menjanjikan tidak akan memihak salah satu pihak dalam tulisan ini.., ( akan menjadi satu kebohongan jika saya berpura pura objektif dalam hal ini, karena pandangan subyektif lah yang memberi ide ide pribadi pada setiap orang) { “section 8 mode=detect” }; J. Saya akan memberitahu Anda kebenaran yang sangat telanjang: “Kebebasan adalah hal yang membedakan antara Android & iOS”.

Sebagai orang yang sudah melakukan berbagai tes dan ujicoba smartphone maupun tablet dari ke dua belah pihak, baik iOS maupun Android selama beberapa tahun. Saya mencatat satu kesamaan setiap saat. Android adalah OS yang memberikan banyak kebebasan kepada penggunanya, meberi lebih banyak opsi konfigurasi, dimana iOS memaksa saya & anda sebagai pengguna untuk pasrah kepada apa yang telah diberikan oleh Apple, kadang hal itu ada benarnya, kadang membingngkan, namun kadang bisa dimengerti. Apakah hal tersebut benar ataupun salah kita sebagai pengguna (iOS) tidak punya pilihan lain (Jailbreak pada iOS adalah hal lain yang tidak masuk dalam hal ini) IMHO. Lebih jelasnya, saya tidak suka seseorang bahkan Apple sekalipun memberitahu saya, apa yang harus saya lakukan dengan perangkat (gadget) yang saya miliki dan mencoba membatasi apa yang bisa saya lakukan terhadap perangkat saya. Saya tahu, banyak dari kita tidak mau tahu, ataupun memutuskan tidak membutuhkan apa apa lagi selain yang ada di App store dan tidak peduli apakah anda punya kemampuan atau ingin merubah beberapa aspek pada perangkat Anda. Tapi bagi saya, dan beberapa orang seperti saya, menyesuaikan, merubah rubah atau dengan kata lain mengkostumasi smartphone atau tablet yang kita miliki sesuai dengan keinginan kita adalah suatu hal yang sangat penting.

Oke, saya jelaskan. Pada OS Android, saya bisa memasang (mengistall) keyboard seperti swift keyboard yang akan memberi kemampuan lebih daripada keyboard standar pada Android. Pada iOS, skenario terbaik hanyalah dengan memasang applikasi yang mempunyai keyboard sendiri lalu menyalin (copy) text ke aplikasi lain aplikasi sms, email, ataupun web browser. Android punya kemampuan file system klasik, kita bisa melakukan apapun yang kita mau pada sebuah file, dengan menggunakan file manager. iOS tidak punya fitur seperti itu. Setiap aplikasi yang ada di iOS punya ruang lingkup sendiri, dan untuk melakukan transfer file ke komputer anda, satu satunya jalan adalah dengan menggunakan iTunes yang wajib di pasang pada komputer. Saya bahkan belum menyebutkan melakukan atau menyalin file dari satu aplikasi ke aplikasi lain yang pada dasarnya adalah membuat salinan file yang sama untuk setiap aplikasi, iOS tidak mengijinkan anda untuk melakukan hal tersebut.

Selain itu, pada iOS anda tidak bisa mengunduh aplikasi gratis tanpa terlebih dahulu melakukan konfigurasi metode pembayaran, walaupun anda mungkin tidak butuh untuk membeli aplikasi di app store. Apple mensyaratkan hal itu, tanpa bisa kita sebagai pengguna melakukan protes tentang hal tersebut.

Pada iPad, anda tidak bisa menempatkan lebih dari 20 aplikasi pada 1 folder. Katakanlah, saya ingin membuat 1 folder untuk semua aplikasi game. Saya akan ke app store dan mulai mengunduh games tersebut, baik yang gratis maupun berbayar. Tapi, mengapa saya hanya di ijinkan menaruh 20 games pada 1 folder? Mengapa tidak membiarkan saya (kami) menaruh berapun jumlah game/aplikasi yang kami mau pada 1 folder? Selama media penyimpanan masih bisa memuat aplikasi/game tersebut? Mengapa oh mengapa?

Saya tidak menyukai Newstand app. Mengapa saya butuh “folder” khusus pada home screen hanya untuk majalah & dan newsletter? Saya ingin menghapusnya. Tapi ternyata tidak bisa. Memang ada trick yang bisa dilakukan untuk merubah folder Newstand menjadi folder “Magic” pada home screen, yaitu dengan memasang aplikasi Stifle stand pada Mac kita, lalu melakukan sedikit konfigurasi. Namun ini tidak bisa menghilangkan folder Newstand app dari home screen kita selamanya, hanya menggantinya menjadi folder dengan nama “Magic” yang sayangnya akan “crash” jika kita membuka aplikasi “springboard”. Pada Android, kita bisa menghapus apapun aplikasi yang dipasang oleh vendor smartphone/tablet semau kita. Namun hal ini Tidak berlaku pada iOS, Apple bahkan tidak mengijinkan kita untuk memindahkan folder Newstand app ke folder “yang tidak berguna” sehingga tidak memakai tempat (yang sdh berdesakan) di home screen. Mengapa? Bahkan Apple pun tidak bisa menjawabnya.

Saya adalah fans google chrome, saya menggunakan browser besutan google ini baik pada smartphone, tablet, maupun PC. Karena itu, saya ingin menggunakan chrome sebagai brwser default saya baik di smartphone maupun tablet yang saya gunakan, sehingga ketika membuka link, otomatis akan membuka halaman web dengan google chrome. Namun, iOS tidak memberi ijin kepada saya untuk menyetel default browser selain browser “tercanggih” Safari pada perangkat produksi Apple yang saya miliki. Microsoft harus membayar milyaran dollar hanya karena menyertakan internet explorer pada OS windows mereka. Apple bahkan tidak memberi ijin sedikitpun kepada kita untuk hanya mengganti “default browser” pada perangkat ciptaanya, dan sebagai kostumer kita hanya bisa nyengir seperti tidak terjadi apa apa, apa yang dilakukan oleh Apple kita anggap sebagai sesuatu yang “normal” dan menguntungkan pemakai serta pesaing Apple.

Saya menyukai iOS karena sangat “gegas”, begitu terasa lancar tanpa lag saat membuka & menjalankan aplikasi. Akan sangat mudah disaat kita mengembangkan Operating System yang ditujukan hanya untuk beberapa perangkat seperti Apple dibandingkan pada 1 OS yang dijalankan oleh ratusan perangkat dari berbagai vendor/pabrikan smartphone maupun tablet. Saya sangat mengapresiasi daya tahan baterei pada iOS. Saya juga menyukai aplikasi pada app store yang terlihat dan berjalan lebih baik dibandingkan dengan aplikasi yang ada di google playstore. Android bermasalah dengan optimalisasi dan kadang berjalang tidak lancar dan banyak lag pada beberapa smartphone/tablet apalagi pada smartphone/tablet dengan spesifikasi hardware rendah dibanding dengan perangkat besutan Apple. Masalahnya anda tidak bisa mengembangkan OS yang sempurna, jika ditujukan untuk ratusan perangkat dengan spesifikasi yang berbeda beda. Masalah lainnya adalah ketidak pedulian para pengembang aplikasi Android yang kadang tidak mempedulikan stabilitas pemakaian memori dari aplikasi yang mereka kembangkan. Selain itu aplikasi Android, dikembangkan pada lingkungan JAVA yang sangat terkenal dengan isu ketidak stabilannya.

Jika anda memakai perangkat Android dengan budget rendah, dijamin janggut anda akan tumbuh saat menunggu aplikasi yang butuh memori & processor besar dijalankan sampai berjalan sempurna. Tapi sangat tidak fair jika anda membandingkan perangkat Android yang hanya berharga 1-2 juta bahkan dibawah 1 juta dengan iPhone 5 yang berharga diatas 7 jutaan.

Saya juga berani menyalahkan para pembuat smartphone/tablet Android pada daya tahan baterei. Mereka sepertinya tidak peduli pada hal ini. Kecuali mungkin hanya Motorola yang kelihatannya peduli pada aspek daya tahan baterei.

Namun demikian, walaupun dengan banyaknya masalah perfomace dan lag saat saya memakai Android, dan banyaknya bloatware yang dipasang oleh pabrikan smartphone/tablet Android. Namun saya tetap menyukai Android, karena memberi saya kebebasan untuk memilih dan melakukan konfigurasi. Berbicara tentang “kebebasan” tengoklah saat ini ada ratusan perangkat Android baik yang sangat “powerfull” maupun yang “low budget” beredar di pasaran. Kita bisa bebas memilah dan memilih smartphone/tablet Android yang kita inginkan sesuai dengan kebutuhan maupun isi dompet kita J. Jika anda tidak menyukai cara pembuat/vendor smartphone/tablet Android menangani masalah “update” OS Android pada perangkat mereka, maka belilah “NEXUS” maka dijamin perangkat Android anda akan selalu “up to date” OS-nya.

Android baik yang terbaru (4.2) maupun versi sebelumnya selalu memeberikan kebebasan kepada penggunanya untuk tampil lebih “personal”. Di lain pihak, Apple dengan terminal iOS-nya sangat dingin dan “impersonal”, pengguna bagaikan ribuan ayam yang dibesarkan pada peternakan dengan memakai standar yang sama. Saya berharap, masa depan tidak seperti yang terlihat saat ini.

Dan saya mohon maaf jika terlalu “Fanatik” sehingga terlihat seperti semangat para anggota gang “section 8”.

Tulisan ini sekaligus sebagai jawaban atas tulisan sdr. Andri Indrajaya:

http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2013/01/26/android-produk-biasa-522958.html#4654079


View the original article here

Tidak ada komentar: